.

.

.

.

.

SILSILA MAGAU

RAHASIA TERBESAR SINDUE

FENOMENA SOEKARNO

FENOMENA SOEKARNO
SOEKARNO DAN AYAHNYA

SEBELUMNYA BACALAH SURAH AL-FATIHAH

بسم الله الرحمان الرحیم
الحمد لله الرب العلمین * الرحمن الرحیم * مالک یوم الدین *

ایاک نعبد و ایاک نستعین * اهدنا الصراط المستقیم *
صراط
الذین انعمت علیهم غیر المغضوب علیهم و لا الضالین *

TENTANG PENGELOLAH BLOG INI

Selasa, 03 Oktober 2017

RUMAH SAKIT DI TOAYA, SALAH PEMBERIAN NAMA

Assalamu’alaikum war. Wab. Salam yang dimana mencapai titik tertinggi dimana salam itu sendiri berada. Sudah lama sekali kami tak menulis di blog ini. Hari ini kami menyempatkan diri untuk menulis sekedar menebus rindu dengan para pembaca sekalian. Sindue, tanah kelahiran penulis. Dimana hari ini, di ibukota kecamatannya, Toaya, berpapasan dengan tanggal 3 Oktober 2017. Ada pertemuan akbar yang gempita dengan undangan diperkirakan 6.000 orang membanjiri jalan trans Palu Sabang membuat transportasi mesti dialihkan ke lorong kecil perkampungan warga. Tak ada yang aneh, karena demikianlah semestinya kalau ada acara peresmian sesuatu oleh orang nomor satu di Kabupaten setempat. Dan Bupati Donggala, Bapak Kasman Lassa, SH adalah orang yang paling tenar hari ini. Kau tau, cinta bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja, jatuh dari pohonnya karena terlampau ranum atau karena tangan jahil seekor burung. Cinta seperti layaknya selembar daun yang tertiup angin dan jatuh ke bumi, tapi tak membenci angin. Cinta seperti dendang Kayori dan Dadendate yang diselingi oleh tiupan Lalove. Anggota tubuhmu akan berdzikir dengan gerak-Nya kalau kau dengar suara-Nya disana. Kau terlena dengan kewarasanmu yang paling normal. Kau mengira kau mabuk, padahal tidak pantas mabuk itu ada disana.) Dan karena cinta itulah yang telah melebihi kadar yang sepatutnya digunakan manusia untuk manusia yang lainnya. Hari ini, di bumi Toaya akan berlangsung acara peresmian sebuah gedung megah milik pemerintah Kabupaten Donggala. Sebuah rumah sakit yang berwarna merah putih. Sebuah rumah sakit kebanggaan masyarakat Sindue yang Inshah Allah isinya sepi. Kenapa kami katakan sepi, ini adalah bagian dari upaya kami untuk berdoa supaya masyarakat Sindue dilimpahkan kesehatan yang tentunya membuat rumah sakit tersebut menjadi sepi. Amin. Penulis tak banyak komentar tentang hal ini karena memang demikianlah adanya sebuah pesta peresmian sebuah bangunan milik pemerintah. Tapi, secara tak sengaja kami mendengar beberapa keluhan dari masyarakat tentang pemberian nama rumah sakit tersebut. Rumah sakit baru itu diberi nama, “RUMAH SAKIT SYEKH AHMAD PUE LASADINDI”. Nama tersebut di atas tentunya menjadi fenomenal dikarenakan nama yang bersangkutan sudah hidup dalam hati setiap masyarakat Sindue. Sang penyebar agama islam, sang pejuang, wali Allah yang kemudian di keramatkan sampai-sampai dia dikatakan masih hidup hingga hari ini. Dan tentunya uentira-lah tempatnya. Kecintaan yang terlampau berlebihan. Kecintaan yang kemudian menjadi berhala-berhala baru. Kemunculan nama baru tersebut di atas menjadi masalah baru ditengah masyarakat. Alangka tak elok jika sebuah nama yang telah jelas keberadaannya yang telah diberikan oleh kedua orang tua beliau mesti dirubah-rubah oleh mereka yang mengaku atau kelebihan takaran cinta yang semestinya. Apakah hal ini terjadi karena cinta mereka? Karena kemabukan cinta hingga mengagung agungkan pemilik nama tersebut, sehingga mesti dirubah-rubah seenak jidat, yang penting enak didengar. TIDAK, tak ada alasan apapun yang membenarkan untuk perubahan nama kecuali ayah atau ibu si pemilik nama tersebut. Untuk hal tersebut diatas, mohon di perhatikan. MELALUI TULISAN KECIL INI, MASYARAKAT SINDUE PADA UMUMNYA DAN KELUARGANYA PADA KHUSUSNYA, MENGHIMBAU PERUBAHAN NAMA ITU HARUS DILAKUKAN. UNTUK MENGEMBALIKAN NAMA YANG SESUNGGUHNYA KEBENTUK YANG ASLI, YAKNI “LASADINDI” DAN BUKANNYA “SYEKH AHMAD PUE LASADINDI”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UNTUK KOMENTAR DISILAHKAN MENGISI KOTAK DIBAWAH DENGAN CARA BERI KOMENTAR SEBAGAI
( PILIH YANG ADA DALAM KOTAK ) YAITU : ANONYMOUS