.

.

.

.

.

SILSILA MAGAU

RAHASIA TERBESAR SINDUE

FENOMENA SOEKARNO

FENOMENA SOEKARNO
SOEKARNO DAN AYAHNYA

SEBELUMNYA BACALAH SURAH AL-FATIHAH

بسم الله الرحمان الرحیم
الحمد لله الرب العلمین * الرحمن الرحیم * مالک یوم الدین *

ایاک نعبد و ایاک نستعین * اهدنا الصراط المستقیم *
صراط
الذین انعمت علیهم غیر المغضوب علیهم و لا الضالین *

TENTANG PENGELOLAH BLOG INI

Selasa, 10 Maret 2015

SOEKARNO atau SOEKARLINO…… mari tunggu dan saksikan kebenaran sejarah. (Semoga tak menjadi berhala-berhala baru)

Assalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatu, Salam selalu. Lama kami baru mengupdate isi blog ini dikarenakan kesibukan kami yang asal-asalan. Menyambung dua artikel kami sebelumnya yang bertitelkan “KABUPATEN SINDUE TANAH PAMULA” dan “INSYA ALLAH TAK JADI BERHALA” yang isinya tentang isu pemekaran yang mustahil bisa terjadi pada sebuah kabupaten baru “SINDUE TANAH PAMULA” bagi mereka yang tak percaya. Lain halnya bagi sekumpulan orang yang berjuang dengan susah payah mendengar gunjingan-gunjingan pihak penentang, bahwa mereka mengurus sesuatu yang tidak masuk akal sangat percaya bahwa mereka akan menuai kesuksesan dari apa yang sedang mereka usahakan selama ini sekaligus meruntuhkan tembok ketakpercayaan pihak penentang yang tanpa sadar pun mereka telah membangun patung untuk berhala-berhala baru didalam hati masyarakat ini. (Insya Allah tak terjadi dugaan kami diatas))
Dari pantauan kami selama ini dilapangan, atau diseluruh wilayah kecamatan Sindue Raya dari sunyi senyapnya isu pemekaran ini, tiba-tiba kemarin tanggal 11 Maret 2015 hari selasa pagi kami dikagetkan dengan berdirinya sebuah baliho berukuran besar di perbatasan kecamatan Sindue, tepatnya di desa Dalaka. Kalau saja baliho berukuran besar itu berisikan ajakan-ajakan untuk menjauhi Narkoba, Rokok, ajakan membayar pajak, janji-janji Partai atau pun gambar calon Gubernur Sulawesi tengah yang mengusung slogan “TERUSKAN” yang sekarang sudah mulai tumbuh di pinggir jalan di kecamatan Sindue tidak akan semeriah dan sehebo itu masyarakat setempat untuk membantu menegakannya baliho yang seakan mencakar langit pagi itu. Mari kita menarik nafas sesaat, dan ucapkan Allah didalam hati. Baliho besar yang berdiri pagi itu menempatkan seorang tokoh besar yang fenomenal dan penuh misteri dijagat raya Sulawesi tengah pada umumnya atau di Sindue Raya pada khususnya, tak lain tokoh itu adalah Almarhum Lasadindi yang diapit oleh kedua tokoh nusantara, sang Proklamator kita Bung Karno atau Soekarno dan anaknya Megawati Soekarno Putri.
Bagi masyarakat Sindue kedua tokoh tersebut mungkin tak asing lagi jika keduanya diapitkan bersama dengan tokoh penuh Misteri Lasadindi, namun bagaimana dengan orang diluar kecamatan Sindue Raya ?? dan jawabannya adalah “MARI MELURUSKAN SEJARAH” (ya, buktikan…!!!) menurut tetua-tetua Sindue, dari ceritera-ceritera yang diwariskan secara turun temurun mengatakan bahwa, Ayah Asli Bung Karno adalah Lasadindi sendiri dan Megawati adalah cucu dari beliau. Olehnya itulah sehingga kedua tokoh ayah dan anak itu mengapit tokoh Fenomenal asal Sindue tersebut. (Maaf pembahasan ini jadi melebar) Kembali keawal ceritera, dari sumber yang jelas yang merupakan salah satu dari mereka yang mengusahakan pemekaran kabupaten “SINDUE TANAH PAMULA” ini, dari bincang singkat kami mengetahui bahwa pemasangan baliho besar tersebut sudah di pasangkan dibeberapa titik selain desa Dalaka yakni didesa Ombo Sindue, desa Batusuya, desa Tibo, dan rencananya pagi ini setelah artikel ini kami pos akan berdiri lagi sebuah baliho yang super besar membelah jantung kota Toaya. Menurut sumber kami, akan ada dua macam baliho tersebut, pertama yang sudah sementara dipasang, kemudian menyusul baliho kedua yang berisikan tentang surat keputusan presiden Indonesia tentang pemekaran kabupaten Sindue tanah pamula, dimana rencana pembangunan pusat ibukotanya berada di desa Toaya Vunta dan kantor bupatinya akan berdiri di gunungnya. Ada beberapa poin yang menjadikan isu ini melahirkan penganut yang fanatik dan beberapa penentang : 1. Menyimak dari awal tentang pemekaran ini ada beberapa hal yang sangat bertentangan dengan ilmu ketata negaraan bahwa pemekaran sebuah kabupaten itu mesti berawal dari bawah, dari masyarakat kemudian diusulkan ketingkat kabupaten dan seterusnya hingga jatuh palu pengesahan di pusat. Tapi, pemekaran kabupaten Sindue tanah pamula lain dari yang lain, sungguh aneh, prosesnya jadi terbalik. 2. Pemekaran ini muncul dan diusahakan dari campurtangan gaib, dunia halus dedemit, jin dan sebangsanya. Hal ini terjadi dikarenakan telah melekat erat anggapan sebagian masyarakat ini tentang Lasadindi tidaklah wafat melainkan ia berada di dunia gaib “Uentira” dan datang merasuk didalam tubuh para dukun. Ironis sekali. Seorang wali wafatnya tak berada disisi Tuhannya melainkan berada di Uentira. Dan merasuk di tubuh sang dukun yang shalatnya saja tak becus. Roh seorang yang suci merasuk ketubuh kita manusia yang penuh dosa. Betul-betul anggapan yang sangat keliru. 3. Adanya ilmu marifatullah yang beredar dikalangan para pengusaha pemekaran tersebut menentang syariat yang dibawah oleh sang Nabi Muhammad saw dan Lasadindi sendiri. Demikian dulu ulasan ini, nanti disambung lagi dengan artikel berikutnya tentang Sindue, hanya satu kata saya tingkatkan taqwa yang tak menentang syariat islam. Mari, LURUSKAN SEJARAH. BETULKAH SOEKARNO ADALAH ANAK DARI LASADINDI ??? SOEKARNO atau SOEKARLINO…… mari tungguh dan saksikan kebenaran sejarah.

5 komentar:

  1. Assalamualaikum
    tabe sedikit menambahkan, kabar baru-baru ini yang sy dengar dari cerita orang tua dulu, bahwa Lasadindi (Mangge Rante) sempat merantau ke suatu pulau (kemungkinan Bali) disanalah beliau sempat tinggal beberapa tahun. singkat cerita; karena kesaktian beliau dan jasanya membantu kerajaan melawan belanda maka diangkatlah lasadindi menjadi bangsawan di kerajaan tersebut, masyarakat lebih Mengenal beliau dengan nama 'I Nyoman Pasek' dan bertempat tinggal di komplek Bale Agung. menurut sumber lain Nyoman Pasek mempunyai 2 Istri, isrti pertama bernama Ni Sukanyeri dan menghasilkan seorang putri bernama Ni Made Payas. sedangkan istri kedua bernama Ni Made Liran. dari istri kedua inilah lahir dua orang anak bernama Made Pasek dan Ni Nyoman Rai Srimben. yang dimana kita ketahui bahwa bahwa Ni Nyoman Rai Srimben ini kemudian berjodoh dengan seorang guru dari surabaya yang di tugaskan untuk mengajar di bali bernama Soekemi Sosrodihardjo, dari hasil pernikahan tersebut elahirkan dua orang anak yaitu; Sukarmini, dan Kusno Sosrodihardjo (karena sering sakit maka namanya dirubah menjadi SUKARNO).
    jadi menurut sumber yang saya dengar (mohon maaf untuk tidak dapat menyebutkan nama sumbernya) bahwa Lasadindi atau Mangge rante bukan Ayah dari Sukarno, melainkan beliau adalah KAKEK dari Sukarno..

    Masih dari sumber yang sama menceritakan bahwa tahun 2007 beliau pernah di undang oleh gubernur bali pada saat itu 'Dewa Made Beratha' untuk berkunjung ke bali, tepatnya di komplek Banjar Baleagung, tempat suci Mrajan, dan rumah-rumah dari sanak keluarga besar Baleagung. Areal itu dihuni sekitar 115 kepala keluarga. Sejak beberapa abad lampau, keluarga besar keturunan Jero Mangku mulai menghuni kompleks ini.
    kembali ke fokus cerita, menurut sumberku yang mendapat undangan mengunjungi situs2 suci tadi, menceritakan bahwa di salah satu kuil terdapat ruangan suci yang pintunya tidak dapat di buka kecuali keturunan darah dari sosok yang membangun kuil tersebut (inilah alasan mengapa beliau di undang ke bali). lanjut menurut sumber, setelah melakukan beberapa ritual adat akhirnya pintu kuil tersebut di buka dan betapa kagetnya beliau menyaksikan sebuah gambar raksasa berukuran 2x3 meter terpampang di dinding lengkap dengan sesajen ritual bali berada di sekeliling gambar tersebut. dimana sumber meyakinkan saya bahwa gambar tersebut adalah Lasadindi atau Mangge Rante yang kita kenal sekarang.
    Itulah salah satu kehebatan Lasadindi atau Mangge Rante sembari bercerita dengan bangganya.

    Namun ada yang aneh dari penuturan sumber tadi bahwa menurut dia di gambar tersebut tidak ada terpajang nama Lasadindi, Mangge Rante, atau Nyoman Pasek. melainkan tertulis "KING OF SINDU" (sindu disini menurut masyarakat bali merujuk pada salah satu sungai suci di India, tempat lahirnya agama hindu), namun sumberku yakin bahwa gambar tersebut adalah Lasadindi dan Sindu itu adalah Sindue.

    Lanjut dia bercerita bahwa ada dialog menarik antara sumber dan gubernur bali yang terjadi setelah pintu kuil terbuka. menurut gubernur dan masyarakat setempat, mereka adalah keturunan dari sosok yang ada di gambar itu. dan dengan bangganya sumber mengatakan bahwa sosok yang ada di gambar itu ada kakek moyang beliau.

    wallahualam hanya allah yang tau kebenaran sesungghnya apakah sosok tersebut adalah Lasadindi atau hanya mempunyai kemiripan wajah. tapi menurut penuturannya bahwa pintu kuil hanya bisa dibuka menggunakan adat kaili (saya lupa menanyakan nama adat yang digunakan untuk membuka pintu tersebut) membuat saya yakin bahwa itulah sosok Lasadindi atau Mangge Rante.

    sekali lagi ini belum bisa di percaya bisa saja hanya kesamaan wajah.
    wassalamualaikum wr. wb.

    BalasHapus
  2. terkait benar tidaknya ulasan yang saya buat. tidak lepas dari niat hanya untuk sekedar membagi apa yang saya ketahui. karena kebenaran yang hakiki itu hanya milik Allah SWT

    BalasHapus
  3. Hahahaha....
    Bara Na GILA...!!!

    BalasHapus
  4. Ass wr wb...
    Beliau seorang Wali Allah
    Klw Kaili pasti mengenal 7 & 9.


    BalasHapus

UNTUK KOMENTAR DISILAHKAN MENGISI KOTAK DIBAWAH DENGAN CARA BERI KOMENTAR SEBAGAI
( PILIH YANG ADA DALAM KOTAK ) YAITU : ANONYMOUS